Header Ads

HADITS ARBAI'N DALAM MASALAH MANHAJ & AQIDA

*Faidah Tabligh Akbar:*
_*Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat*_
_Hafizhahullah_

�� *Sabtu, 17/02/2018 M*
      *02 Jumadil Akhir 1439 H*
┈•┈┈•┈┈•⊰✿��✿⊱•┈┈•┈┈•┈

════════════════════
_*HADITS ARBA'N DALAM MASALAH MANHAJ & AQIDAH*_
════════════════════
��Ditulis Oleh: *Hafizh Abdul Rohman (Abu Ayman)*

┈•┈┈•┈┈•⊰✿ *BAGIAN 1* ✿⊱•┈┈•┈┈•┈
                 *MUQODDIMAH*

*A. ISLAM ADALAH AGAMA ILMU, AGAMA YANG BERSUMBER PADA DALIL*
════════════════════
_Islam memulai segala sesuatu dengan ilmu, maka sangat terlarang menetapkan sesuatu tanpa ilmu,_

(وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا)

_*Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.*_ [Surat Al-Isra' 36]

```Seorang hamba tidak boleh mengikuti  ucapan, perbuatan kecuali dia memiliki hujjah, karena hakikat seorang hamba adalah: dia yang mengetahui bahwa ucapan dan perbuatannya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah yang telah menciptakan anggota badannya agar dipergunakan untuk ibadah.```

Oleh karena itu, syariat memerintahkan agar manusia yang tidak memahami suatu perkara, agar bertanya kepada ahli dzikir, maksudnya adalah para ulama yang memahami isi kandungan Al-Quran.

(ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ)

_*Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui*_ [Surat An-Nahl: 43]

*Jangan sampai manusia terjangkit kejahilin, bahkan orang jahil tampil ke muka umum layaknya ulama yang ahli dalam bidang agama,* padahal dia jauh dari kebenaran, karena tidak tahu dalil-dalil syar'i atau salah memahaminya. *Seseorang tidak disebut memiliki ilmu kecuali mengetahui kebenaran beserta Dalilnya.*

�� *Al-imam Ibnul Qayyim berkata:*

Abu 'Umar dan yang lainnya dari kalangan ulama berkata: *para ulama telah sepakat bahwa:*
➡️ *‎1. Muqallid (orang yang taqlid) itu tidak dianggap ahli ilmu*
➡️ *2. Ilmu adalah mengetahui kebenaran beserta dalilnya*

Dan juga sebagaimana yang dikatakan oleh Abu 'Umar bahwa ```ilmu adalah ma' rifah (pengetahuan) yang bersumber pada dalil, adapun pengetahuan tanpa dalil, maka dinamakan taklid.```

*Konsekuensi dari dua ijma di atas adalah:*
➡️ _*1. Orang yang ta'ashshub (fanatik) karena mengikuti hawa nafsu*_
➡️ _*2. ‎Orang yang taklid buta,*_
```maka mereka tidak termasuk golongan ulama yang merupakan pewaris para Nabi.``` (I'lamul Muwaqi'in, 1/6)

*Dalil adalah alquran dan sunnah yang sesuai dengan apa yang dipahami para sahabat,*

*B. SYARAT DAN KETENTUAN DAKWAH*
‎════════════════════

*Islam adalah agama yang dibangun diatas hujjah (argumentasi, dalil)* . Dakwah adalah ibadah yang memiliki ketentuan dan aturan, diantara yang paling penting adalah sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah berikut:

(قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ)

_*Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.”*_ [Surat Yusuf 108]

*Kaidah dakwah atau aturan berdasarkan ayat di atas adalah:*

➡️ _*1. Jalan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para pengikut beliau adalah jalan yang menyampaikan hamba kepada Allah dan Rahmat-Nya, yang mencakup ilmu tentang alhaq dan mengamalkan ilmu tersebut secara ikhlash tanpa kesyirikan sama sekali.*_

➡️ _*2. ‎Berdakwah itu adalah mengajak kepada al-haq, mengajak kepada keridhoan Allah, serta memperingatkan manusia dari sesuatu yang dapat Membuat-Nya murka. Sehingga para du'at harus ikhlas dalam dakwahnya, tidak mengajak kepada dirinya, golongannya kelompoknya, namun mengajak untuk mentauhidkan  Allah dalam ibadah.*_

```Oleh karena itu, membuat kelompok tertentu yang wala (loyalitas) dan baro-nya (berlepas diri) dibangun di atas keanggotaan, bukan di atas Aqidah, tauhid, sunnah, islam itu sendiri. yang mewajibkan supaya taklid dan berlepas diri dari kelompok lainnya, maka dinamakan hizby.```

➡️ _*3. Berdakwah itu harus bermodalkan ilmu, keyakinan, bukan keraguan dan kerancuan*_

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

(ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ )

_*Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu.*_ [Surat An-Nahl: 125]

*Ayat di atas menjelaskan bagaimana seharusnya sikap seorang da'i:*

➡️ _*1. Hendaknya berdakwah terhadap manusia, baik muslim ataupun kafir adalah dakwah kepada jalan Allah yang lurus, yaitu jalan yang meliputi ilmu yang bermanfaat dan amal shalih*_
➡️ _*2. ‎dakwah harus dilakukan dengan hikmah: yaitu memperlakukan objek dakwah sesuai dengan keadaan mereka dan kadar pemahamannya. Dan di antara hikmah adalah berdakwah dengan ilmu bukan dengan kebodohan, mendahulukan hal yang paling penting (tauhid) di antara hal-hal penting lainnya dan berdakwah dengan lemah lembut.*_

➡️ _*3. ‎bila cara di atas belum berhasil, maka barengi dakwah tersebut dengan mauizhah hasanah (nasihat atau pengajaran yang baik) yaitu amar ma'ruf nahyi munkar, yang terdiri dari motivasi dan ancaman (dengan azab Allah).*_

➡️ _*4. ‎ apabila objek dakwah keliru merasa dirinya benar, atau mengajak kepada keburukan, maka ajaklah ia berdiskusi dengan  membawakan dalil-dalil, baik dalil syar'i (Al Qur'an dan as-Sunnah) maupun  dalil 'aqli (logika/akal)*_

*Bahkan Allah meminta hujjah (dalil, argumentasi) kepada ahli kitab dan orang musyrikin:*

(وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَىٰ ۗ تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ ۗ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ)

_*Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, “Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi atau Nasrani.” Itu (hanya) angan-angan mereka. Katakanlah, “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang benar.”*_ [Surat Al-Baqarah: 111]

�� *Sebagaimana dijelaskan oleh al-Imam Ibnu Katsir bawa Burhan adalah hujjah,*

```Sehingga perkataan, perbuatan dan keyakinan itu harus berdasarkan hujjah, bukan sekedar pengakuan, atau dakwaan.```

*C. MACAM-MACAM HUJJAH*
════════════════════

*Macam-macam hujjah (dalil, argumentasi) adalah sebagai berikut:*

➡️ *1. Hujjah syar'iyyah (wahyu, baik quran maupun sunnah)*
➡️ *2. Hujjah ‎'Aqliyyah (dalil akal)*

*Dalil syar'i harus didahulukan daripada dalil akal,* karena akal harus tunduk kepada wahyu. Walaupun sebetulnya, *dua dalil ini tidak akan bertentangan selamanya. Selagi akal masih bersih dan sehat.*

_Hal ini tidak seperti apa yang dilakukan oleh *ahli filsafat dan ahli kalam,* yang Mendahulukan akal daripada wahyu, *manhaj mereka adalah memposisikan akal sebagai asas dan wahyu sebagai pengikut,* sehingga bila wahyu dengan akal terkesan kontradiktif, maka akal didahulukan daripada wahyu. Maka *mereka menetapkan Aqidah dengan akal,* jika ada ayat bertentangan dengan akal tersebut, maka mereka akan merubah (tahrif) ayat tersebut, baik merubah makna ataupun lafazh, walaupun mereka menyebut perubahan tersebut adalah ta'wil, namun pada hakikatnya adalah ta'thil (pengingkaran) dan tahrif (perubahan)._

*D. KEDUDUKAN HADITS*
════════════════════
*Hadits adalah sumber hukum kedua setelah alquran, sebagai penafsir alquran.* Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

(وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ)

_*Dan Kami turunkan Adz-Dzikr (Al-Qur'an) kepadamu, agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan agar mereka memikirkan,*_ [Surat An-Nahl 44]

```Rasulullah adalah yang menerangkan, menafsirkan alquran, baik lafazh maupun maknanya. Tanpa sunnah maka manusia tidak akan mengerti islam, tidak akan mengerti Alquran,```

*C. HADITS TELAH DITULIS SEMENJAK ZAMAN RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM MASIH HIDUP.*
════════════════════

*hadist telah ditulis semenjak zaman Rasulullah.* Walaupun pada awalnya beliau sempat melarang para sahabat menulisnya, karena khawatir tercampur dengan Alquran. Namun seiring dengan berlalunya waktu, Rasulullah mengizinkan penulisan hadits.

*Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada beberapa orang sahabat tertentu untuk menulis hadits.* Misalnya, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu, menerangkan bahwa sesaat ketika kota Mekah telah dikuasai kembali oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, beliau berdiri berpidato di hadapan para manusia. Pada waktu beliau berpidato, tiba-tiba seorang laki-laki yang berasal dari Yaman yang bernama Abu Syah berdiri dan bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, ujarnya, *“Ya Rasulullah! Tulislah untukku!”* Jawab Rasul, *“Tulislah oleh kamu sekalian unutknya!”* (HR. Muslim. 6880)

*Diantara sahabat yang menulis hadits adalah:*
_*Abdullah bin Amr bin Ash dan Jabir bin*_ _*Abdullah al-Anshary,*_

*Sebagian orang mengatakan bahwa penulisan hadist terjadi dua abad setelah Rasulullah wafat,* ini adalah *gagal faham* terhadap maksud perkataan ulama, *harus dibedakan antara antara penulisan dengan pembukuan.*

Sebagian sahabat menghafal, karena *menghafal adalah kebiasaan,* bahkan mereka tidak bisa membaca dan menulis, sehingga hafalan adalah bagian dari kehidupan mereka. Dan hafalan mereka kuat sekali.

*D. HADITS PASTI TERPELIHARA SEBAGAIMANA AL-QURAN*
════════════════════

Karena *hadist adalah penafsir Al-Quran,* yang mana Al-Quran tidak mungkin difahami kecuali dengannya. Dan Al-Quran tidak mungkin terpisah dari hadits. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

(إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ)

_*Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.*_ [Surat Al-Hijr: 9]

*Allah adalah yang menjaga Al-Quran, baik ketika turun maupun setelah turun, menjaganya sebelum turun dari syaitan yang berupaya mencuri dengar berita langit, dan menjaganya setelah turun dengan dihafal oleh Rasulullah dan umatnya, Al-Quran terjaga dari perubahan, baik dalam Lafazhnya maupun maknanya.*

*Al-Quran Maupun hadits, keduanya adalah wahyu dari Allah subhanahu wa ta’ala,* hanya saja, Alquran itu Lafazh dan Maknanya adalah mukjizat, allah berfirman:

(وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ * إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ)

_*dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),*_ [Surat An-Najm 3 - 4]

*LOKASI TABLIGH AKBAR:*
════════════════════
*Masjid Habiburrahman*
_Jl. Kapten Tata Natanegara, Pajajaran, Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40141_
*(022) 6006990*

https://goo.gl/maps/qwa24GJK3wT2

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.