Header Ads

10 kunci Penyucian Hati

بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ

(TIM ADMIN ITM)
CATATAN TABLIGH AKBAR
  :  Syaikh Prof. DR. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Abbad hafidzahulloh di Masjid Al Markaz Al Islami Makassar

Ahad 15 Rajab 1439 H 1 April 2015

10 Kunci Penyucian Hati

Mensucikan jiwa adalah perkara yang sangat penting ,  Makanya orang berakal akan melakukan amalan yang akan mensucikan ,  mengingkatlan jiwanya,
Dan akan berhati-hati pada perkara - perkara yang akan menjadikan jiwanya menjadi kotor

Asal kata Tazkiyah artinya 
menumbuhkan, mengembangkan, memperbaiki, membersihkan, menghias  mensucikan dan menjadikannya jadi baik serta bertambah baik.

Kerendahan jiwa yaitu saat seseorang  meneggelamkan jiwanya dalam  hal yang rendah , hina

Firman Allah Ta'ala

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا  وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا

_"sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."_

Dalam ayat ini di sebutan pembagian jiwa yaitu Jiwa yang suci dan jiwa yang kotor

Imam Ibnu Qayyim rahimahulloh menjelaskan sifat jiwa , beliau berkata; 
Jiwa yang mulia adalah jiwa yang tidak akan ridho untuk jatuh pada perbuatan kedzoliman , kejelekan dan  Bersama dengan itu jiwanya akan mencari  perkara tinggi ( amalan yang mulia  ).
Sedangkan Jiwa yang kotor adalah jiwa yang akan senantiasa mencari perkara-perkara yang kotor pula yaitu melakukan perbuatan yang buruk
Sebagaimana lalat hanya akan hinggap pada hal-hal yang kotor saja

Kerena  pentingnya hal ini maka Hendaknya seorang muslim senantiasa  menjadikan jiwanya menjadi jiwa yang suci dan tinggi lagi mulia

  *Berikut ini 10 kunci dalam mensucikan jiwa.*

1. Tauhid
      Tauhid adalah Kunci utama menjadikan jiwa menjadi suci mulia lagi tinggi. Karena tauhid Allah Ta'ala  menciptakan alam dan manusia untuk merealisasikan tauhid ini

Allah Ta'aa berfirman ;

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(QS Az-Zariyat Ayat 56)

Allah ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

“Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah dengan mengikhlaskan agama untukNya.”
(QS. Al Bayyinah: 5)

Karena Tauhid para Nabi dan Rasul di utus dan karena Tauhid pula kitab-kitab di turunkan sebagai pedoman bagi manusia.

Oleh karenanya, hendaknya para da'i menjadikan Tauhid sebagai hal yang pertama yang di dakwahkan Sebagaiman pesan Rasulullah kepada sahabatny Muadz bin Jabal yang akan memulai Dakwah di daerah yaman.

Kebalikan diri itu ,
Sungguh Allah Ta'ala mengancam orang-orang yang tidak mau mensucikan jiwanya dengan tauhid.
Artinya Perkara yang paling mudah dalam mengotori hati yaitu kesyirikan makanya jika kesyirikan ada pada haTi seseorang amalan akan merusak segala amalannya

Allah Ta'ala  Berfirman

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

_“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”_ (QS. Az Zumar: 65).

Oleh karena itu sungguh Tidak mungkin seseorang bisa membersihkan jiwanya kecuali dengan tauhid dan membersihkan diri dari perbuatan kesyirikan

2.  Berdoa adalah kunci dalam menyucikan jiwa

Tidak ada perkara yang lebih mulia dari  menyucikan jiwa dengan seperti do'a

Do'a adalah kunci dalam meraih ada kebaikan dunia dan akhirat.

Makanya jika ingin mensucikan jiwa maka perbanyak doa yang berasal dari tuntunan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam yang berkenaan dengan  pensucian hati.
Diantara doa yang di ajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

_“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”_
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]

يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك

_“Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu”_
[HR. Muslim (no. 2654)]

Hal Yang dapat membuat kita semangat ketika berdoa yaitu keyakinan akan kesucian hati itu hanyalah sesuai dengan  kehendak dan izin Allah Ta'ala , Allah Ta'ala lah  yang memberikan kesucian terhadap jiwa seseorang, makanya jika ingin jiwa menjadi suci maka perbanyak berdoa kepada Allah Ta'ala

Firman Allah Ta'ala.

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَىٰ مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَنْ يَشَاءُ 

_Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya._

*3. Al quran adalah sumber penyucian jiwa*

Allah Ta'ala berfirman

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

_Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui_
( QS.Al Baqarah 151 )

Fungsi para Rasul adalah membacakan ayat - ayat Allah Ta'ala dan dengan ayat - ayat tersebut para Rasul menyucikan jiwa ummatnya.

Semakin banyak kita membaca dan mengambil Al Qur'an sebagai petunjuk maka akan semakin suci jiwanya dari kotoran hati sehingga akan semakin mulia dan tinggi pula hatinya

Seseorang yang ingin  jiwanya menjadi suci Maka hendaknya dirinya membaca Al Qur'an dengan mentadabburinya serta mengamalkan isi dari Al Qur'an

*4. Mencari teladan yang benar ( menjadikan Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam sebagai teladan )*

Hendaknya sebagai umat Beliau seorang muslim meniru dn meneladani cara Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dalam mensucikan jiwa beliau.

Allah Ta'ala berfirman

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا

_“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.”_ (Al-Ahzab: 21)

Ibnu katsir Rahimahulloh berkata
Ini ayat yang mulia sebagai dalil untuk berteladan kepada Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dalam perbuatan Beliau,  dalam  perkataan Beliau dan dalam segala kondisi Beliau   Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam

Dan Tidak akan mungkin jiwa seseorang akan menjadi mulia kecuali dengan mengikuti Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan mengikuti manhaj Beliau.

Makanya hati-hati dengan cara-cara  mensucian diri dengan metode yang tidak sesuai dengan metode yang diajarkan Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam,  karena tidak mungkin akan suci jiwa seseorang kecuali dengan  mengikuti metode Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dalam mensucikan jiwa kerena beliaulah orang yang paling suci jiwanya.

Ibnu Qayyim Rahimahullah berkata ;
_Mensucikan jiwa itu lebih susah dari mengobati badan bagi siapa yang mensucikan jiwa dengan cara tertentu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya_
_Ibarat seorang yang sakit yang mengobati dirinya dengan idenya ( caranya)  sendiri bukan dengan resep dokter._
_Dalam hal ini Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam adalah *dokter* dalam mensucikan  jiwa maka tidak ada jalan untuk mensucikan jiwa kecuali dengan metode Rasulullah  Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam._

*5. Takhliyah (pembersihan) itu sebelum Tahliyah (Penghias) jiwa*

*Takhliyah (pembersihan) jiwa*

Takhliyah artinya Membersihkan jiwa dari segala segala kotoran hati seperti  kemaksiatan dan kejelekan.
Bisa juga diartikan menjadikan jiwa terhiaskan pada pekara-perkara yang indah , akhlak yang mulia.

Seseorang yang melakukan Takhliyah
    *1. Harus bertaubat lebih dahulu dari dosa karena :*
  -. dosa itu merusak jiwa
  -. Dosa akan menghalangi cahaya hidayah.

_Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”_

      *2. Kemudian setelah itu berusaha menghiasi hatinya dengan perkara-perkara yang mulia*

*Tahliyah (Penghias) jiwa*

Tahliyah artinya menekankan keadaan dalam jiwa tapi tidak mungkin kecuali dengan menghilangkan kotoran -kotoran hati  makanya jika seseorang  yang berusaha ingin mensucikan hatinya tapi masih terjerumus dalam dosa yang membuat hatinya kotor maka dirinya akan susah dalam mensucikan hatinya.

*6. Mengunci ( menutup ) seluruh sarana yang bisa mengeluarkan seseorang dari jalan penyucian jiwa*

Ini kaidah yang sangat penting karena jika seseorang dalam menyucikan jiwanya maka akan banyak godaan yang akan merayu dirinya untuk masuk pada jalan yang menyimpang.

_Ahmad dan at-Tarmidzi meriwayatkan hadits dari an-Nawwaz bin Sam’an, dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Allah membuat perumpamaan jalan yang lurus itu bagaikan jalan yang di kedua sisinya terdapat dua pagar. Di sana terdapat beberapa pintu yang terbuka. Pada pintu itu terpasang tabir-tabir (gorden) panjang dan pada ambang pintu jalan lurus itu ada seorang menyeru: “Wahai, manusia, masuklah kamu sekalian ke jalan itu dan janganlah berbelok.” Ada pula penyeru lain di jalan itu, penyeru itu berkata: “Celaka kamu, janganlah kamu buka, karena jika kamu membukanya, pasti kamu masuk kedalamnya.” Adapun shirat (jalan) itu adlah Islam, dua pagar itu adalah batas-batas (hukum-hukum) Allah, pintu-pintu terbuka itu adalah segala yang diharamkan Allah, penyeru diambang pintu jalan adalah Kitab Allah (al-Qur-an), dan penyeru di atas jalan itu adalah penasehat Allah yang ada dalam hati setiap manusia_

Inilah perumpamaan tentang kaidah ini

Menurut sebagian ulama ;
Salah satu pintu yang ada dan hadistbdiatas dan ada di zaman sekarang yang  belum ada dizaman dahulu adalah HP
Karena banyaknya pemuda yang melalui hp terjerumus dalam berbagai  kerusakan baik dalam pemikiran ,  syahwat , syubat
Perkara yang paling banyak merusak  hati seseorang melalui HP adalah rusaknya pandangan dan pendengaran karena memandang dan mendengar sesuatu yang di haramkan.

*7. Mengingat kematian*

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

_“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”_ (QS. Al Hasyr: 18 )

Ini adalah Dalil yang pokok tentang muhasabah jiwa agar seseorang beramal untuk hari akhirat.

Oleh karenanya, Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda mengingatkan kita semua:

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَادِمِ اللَّذَّاتِ

_“Perbanyaklah oleh kalian mengingat penghancur kelezatan ( yaitu kematian) ”_

Kematian adallah pemutus Antara amalan dan balasan , yang setelah kematian tidak apalagi aman yang ada  hanya balasan semata

Seorang hendaknya terus berusaha untuk sering mengingat kematian karena dengan mengingat kematian maka akan memsucikan jiwanya dari kotoran hati.

Sa’id ibn Jubair berkata:

لوْ فَارَقَ ذِكْرُ الْمَوْتِ قَلْبِيْ لَخَشِيْتُ أَنْ يَفْسُدَ عَلَيَّ قَلْبِيْ

_“Seandainya mengingat kematian hilang dariku maka saya khawatir hatiku akan rusak”._

*8. Memilih teman yang baik*

Dalam pertemanan itu ada pegaruh apakah baik atau buruk , jika memiliki teman yang baik maka kita akan baik, sebaliknya jika kita berteman dengan teman yang buruk  maka akan buruk pula diri

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

_“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.”_ (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

_Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, salah satu di antara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dia jadikan teman [HR Abu Dâwud no. 4833 dan at-Tirmidzi no. 2378. (ash-Shahîhah no. 927)_

Ibnu Mas’ud berkata :
_“Nilailah seseorang itu dengan siapa ia berteman karena seorang Muslim akan mengikuti Muslim yang lain dan seorang fajir akan mengikuti orang fajir yang lainnya.”_ (Al Ibanah 2/477 nomor 502 dan Syarhus Sunnah Al Baghawi 13/70)

*Makanya Susah mensucikan diri jika tidak memilih teman yang baik*

*9. Berhati-hati waspada dari sifat ujub , berbangga diri*

Allah ta’ala berfirman,

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

_“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Diaah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa”_ (QS. An Najm:32)

_*Jangan pernah ujub kerena telah meaksanakan ketaatan begitu pula telah berhasil meninggalkan kejelekan
Karwna hal itu akan merusak kesucian jiwa*_

*10. Mengetahui sifat-sifat jiwa*

Hendaknya seseorang mengenal model jiwanya Agar mudah berinteraksi  dengan jiwanya . Kerena dengan  mudahnya dirinya berinteraksi dengan jiwanya maka akan mudah dirinya  dalam mensucikan jiwanya

Ada 3 model jiwa
1. Jiwa mutmainnah jiwa yang tenang tentram
1. Jiwa lawwamah jiwa suka mencela berbagai kejelekan
3. Jiwa yang menyeru kepada kemaksiaan kejelekan

================================

_Wallahu a'lam_
_Tolong di koreksi kesalahan_
_Silahkan di share_

Akhukum Mustaqim cambaya

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.